Untuk memotivasi dan menambah ilmu pengetahuan mahasiswa, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Jayanusa menggelar Seminar dan Workshop Nasional Start Up Developing Using React Native, dikampus Jalan Damar 69E Padang, Sabtu(27/4). Kegiatan ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dengan mendatangkan dua pembicara, yaitu Ex Associate Vice President Content at Bukalapak Budi Putra dan Delevoper Evangelist Co-Founder Hactive8 Riza Fahmi.
Pada kesempatan ini, Budi Putra mendorong para programmer muda di STMIK Jayanusa mulai mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari selama kuliah. Bagaimana membuat sebuah aplikasi dan start up yang dapat digunakan secara luas oleh masyarakat. Sehingga muncul start up-start up dari Sumatera Barat.
Menurutnya, potensi atau start up diSumbar sudah ada, namun masih perlu didampingi dan dipertajam lagi product mereka. Harus diperhatikan, apakah aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan saat ini atau tidak. “ Disamping itu juga harus divalidasi lagi dengan market, seperti apakah aplikasi tersebut bias menyelesaikan masalah masyarakat atau tidak. Jika iya, maka bisnis ini tentu akan menjanjikan,” tuturnya.
Sedangkan Riza Fahmi bercerita latar belakang pengalaman dan alasannya mendirikan Hactive8 di depan mahasiswa STMIK Jayanusa. Menurutnya, selama ini para lulusan kuliah dibidang IT tidak terserap dunia industri karena ada gap antara kebutuhan industri dengan apa yang diajarkan dikampus. Nah, Hactive8 hadir mengisi gap itu. Sebelum lulusan ke dunia kerja, mereka dibekali ilmu yang tidak didapat di kampus, tapi juga digunakan didunia industri. “Jujur, Hactive8 ini tidak bisa berjalan sendiri karena memang kebutuhannya luar bisaa sekali. Contohnya dalam sebulan Hactive8 hanya bisa meluluskan 18 orang, tapi yang butuh keahlian mereka bisa sampai ratusan perusahaan. Bahkan ada beberapa perusahaan tiba tiba datang ke Hactive8 bilang bahwa mereka butuh 1000 programmer tahun ini,” imbuhnya.
Riza menyatakan para mahasiswa yang kuliah dibidang IT bisa mengisi gap tersebut tanpa harus masuk kedalam Hactive8. “Salah satunya ya komunitas di kampus, memperbanyak jaringan sesame teman. Lihat diindustri kira-kira apa yang tidak dipelajari dikampus, lalu belajar sendiri atau belajar bareng. Terus, dosen dan mahasiswa bisa bekerja sama menginisiasi suatu project. Jadi, begitu ilmunya udah dapat bikin project, baik itu berbayar atau lucu-lucuan. Dari situ ilmunya bisa langsung diaplikasikan didunia industry. Dengan harapan, setelah lulus mahasiswa tidak kaget lagi dengan pekerjaan yang akan dilakukan didunia industry. Karena dia sudah terbisaa mengerjakan suatu project, gitu,” paparnya.
Dia berharap dengan adanya seminar dan workshop ini, para mahasiswa STMIK Jayanusa bisa terbuka wawasannya dan lebih bisa mengembangkan diri kedepan.